Happy
Milad ^_-
LUTFINSA
NURIYATUS IZZA
10
Oktober 2012
“Bintang itu ternyata kejora yang tiap pagi berada di ufuk sudut
hati, yang tiap sore selalu melambai di senja waktu”
Kadang aku kesal dan ingin tak peduli dengan semua kesibukanmu itu,
aku ingin waktu. Sebentar saja, untuk berbagi denganmu seperti dulu. Walau
terkadang aku pun selalu tak punya banyak kesempatan untuk sekedar bertanya
kabarmu? Walau hati yang sering terbelenggu dengan ragu.
Namun, kini aku bangga padamu. Iblis bernama “GALAU” itu sirna
seketika di telan kejora yang tiap hari menyapa hidupmu. Kau tau? Kau
benar-benar berusaha menghidupkan bintangmu kembali. Aku yakin ia tak akan
redup lagi. Rembulan itu telah usai, dan berganti indah kejora. Selamanya. .
MET MILAD yaa Ukhti, semoga keberkahan dan kebahagiaan selalu Allah
berikan dalam sisa usiamu yang akan kau pertanggungjawabkan kelak di
hadapanNya. Tak ada yang sia-sia ketika seorang hamba berjalan atas dasar
syiarNya, walau ia harus meneteskan peluh berapapun banyaknya, walau ia harus
tertatih menahan sakit untuk istiqomah di jalanNya. Bukankah Dia akan membalas
semua? Dengan indah iman dan ikhsan dalam cantiknya hati kita.
LISYA MANISA.
19 Oktober 2012
(Lisya, kau tahu. Kadang aku juga lelah dengan semua ini, kadang aku
tak bisa membagi kapan aku harus bejalan dengan kegiatanku, keluarga, atau
sekalipun denganmu. Aku ingin istirahat. Tapi, kau tak sendiri bukan. Aku
sedang menjemput bintang itu kembali. Entah, sampai kapan aku harus menunggu.)
Beberapa waktu lalu, kau mengajakku untuk ikut lomba PKM (Penelitian
Kompetitif Mahasiswa). Semrawut, aku mencoba mengerjakan dan menyusun setiap
kata dalam lembar. Dengan hati-hati. Sampai akhirnya, waktu untuk menunggu
pengumuman telah usai. Datang sebuah SMS darimu. “Waktunya melingkari mimpi.
Selamat ya, Sa. Kita berhasil untuk lomba PKM, dan harapan kita untuk ke MI
Miftahul Huda sebentar lagi akan terwujud”.
Subhanallah, aku yang tadinya ngantuk-ngantuk mendengarkan penjelasan
salah satu dosen. Tercengang, sontak aku memeluk seorang teman yang berada di
sebelahku. Bahagia bercampur haru. Tak lama, ku turuni tangga gedung MT.
Terlihat Lisya sedang memegang HP dan mulai melihatku yang girang menuruni
tangga. Ya. Nama kita benar tertulis disana. Allah, terimakasih. Jawaban itu,
telah Kau tunjukkan pada saat yang tepat.
Ku pandangi wajah Lisya yang masih tak percaya melihat tulisan di
belakang dinding kaca madding. Lisya, maafkan aku. Kadang aku tak peduli untuk
sekedar bertanya kabarmu. Tapi kini, terimakasih. Kau telah mengajak untuk melingkari
satu mimpi yang telah terencana.
Perjuangan kita belum selesai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar