Minggu, 21 Oktober 2012

Saatnya melingkari mimpi (part 2)


 
Happy Milad ^_-
LUTFINSA NURIYATUS IZZA
10 Oktober 2012

“Bintang itu ternyata kejora yang tiap pagi berada di ufuk sudut hati, yang tiap sore selalu melambai di senja waktu”

Kadang aku kesal dan ingin tak peduli dengan semua kesibukanmu itu, aku ingin waktu. Sebentar saja, untuk berbagi denganmu seperti dulu. Walau terkadang aku pun selalu tak punya banyak kesempatan untuk sekedar bertanya kabarmu? Walau hati yang sering terbelenggu dengan ragu.

Namun, kini aku bangga padamu. Iblis bernama “GALAU” itu sirna seketika di telan kejora yang tiap hari menyapa hidupmu. Kau tau? Kau benar-benar berusaha menghidupkan bintangmu kembali. Aku yakin ia tak akan redup lagi. Rembulan itu telah usai, dan berganti indah kejora. Selamanya. . 

MET MILAD yaa Ukhti, semoga keberkahan dan kebahagiaan selalu Allah berikan dalam sisa usiamu yang akan kau pertanggungjawabkan kelak di hadapanNya. Tak ada yang sia-sia ketika seorang hamba berjalan atas dasar syiarNya, walau ia harus meneteskan peluh berapapun banyaknya, walau ia harus tertatih menahan sakit untuk istiqomah di jalanNya. Bukankah Dia akan membalas semua? Dengan indah iman dan ikhsan dalam cantiknya hati kita.
LISYA MANISA.

19 Oktober 2012
(Lisya, kau tahu. Kadang aku juga lelah dengan semua ini, kadang aku tak bisa membagi kapan aku harus bejalan dengan kegiatanku, keluarga, atau sekalipun denganmu. Aku ingin istirahat. Tapi, kau tak sendiri bukan. Aku sedang menjemput bintang itu kembali. Entah, sampai kapan aku harus menunggu.)

Beberapa waktu lalu, kau mengajakku untuk ikut lomba PKM (Penelitian Kompetitif Mahasiswa). Semrawut, aku mencoba mengerjakan dan menyusun setiap kata dalam lembar. Dengan hati-hati. Sampai akhirnya, waktu untuk menunggu pengumuman telah usai. Datang sebuah SMS darimu. “Waktunya melingkari mimpi. Selamat ya, Sa. Kita berhasil untuk lomba PKM, dan harapan kita untuk ke MI Miftahul Huda sebentar lagi akan terwujud”.

Subhanallah, aku yang tadinya ngantuk-ngantuk mendengarkan penjelasan salah satu dosen. Tercengang, sontak aku memeluk seorang teman yang berada di sebelahku. Bahagia bercampur haru. Tak lama, ku turuni tangga gedung MT. Terlihat Lisya sedang memegang HP dan mulai melihatku yang girang menuruni tangga. Ya. Nama kita benar tertulis disana. Allah, terimakasih. Jawaban itu, telah Kau tunjukkan pada saat yang tepat. 

Ku pandangi wajah Lisya yang masih tak percaya melihat tulisan di belakang dinding kaca madding. Lisya, maafkan aku. Kadang aku tak peduli untuk sekedar bertanya kabarmu. Tapi kini, terimakasih. Kau telah mengajak untuk melingkari satu mimpi yang telah terencana.
Perjuangan kita belum selesai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar