Satu
satu, daun-daun berguguran tinggalkan tangkainya
Satu
satu, burung kecil berterbangan tinggalkan sarangnyaa. .
Jauh jauh
tinggi kelangit yang biru . .
Ini tentang
jarak yang terbentang antara keterputusan juang kita yang belum usai. Agak
sedikit sedih ketika mendengar salah satu saudara harus pergi meninggalkan amanah
yang belum usai untuk sebuah pencarian maisyah.
Barokallah
fii kulli haal ya, (mantan) Immawan Alif Furqoni Aulia Wisudawan. Semoga kau temukan
sang Pencerah baru di tempat juangmu disana.
(Ada yg
sedih karena kepergian seseorang,walau begitu hidup harus jalan terus dan
impian ini akan kita lanjutkan.Fighting untuk para pejuang! Yang membuat kita
move on adalah ikhlas *ikhlaskanlah..., karena hidup harus terus berjalan.
.- Innaniy Mukhlisina)
Aku: Bukan
karena menangisi jasad yang pergi, mbak. Tapi lebih kepada menangisi
keterpisahan karena juang blum usai.
Allohu Robbi,
semoga Kau lancarkan jalan juang ini. Untuk agamaMu, untuk mereka, dan terlebih
untuk diri kami sendiri. Entah apa
hasilnya nanti, tapi satu hal Alloh. Kita bertiga pernah merencanakan agar misi
itu besar di Malang. Kota kami.
Untuk Kanda
dan Yunda, aku berterimakasih pada kalian, karena kalian termasuk orang yang
Alloh kirim untuk mengobarkan semangat itu kembali bangkit.
Jiwa yang
lama segera pergi, bersiaplah para pengganti. . TAK ADA YANG ABADI
Tulisan ini
saya dedikasikan untuk Kakanda Alif Furqoni Aulia Wisudawan dan Ayunda Innaniy
Mukhlisina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar