Apa kalian pernah menangis dalam sebuah perjalanan malam dan
wajah kalian tertutup helm, sedang kalian baru pulang ke rumah sejak matahari
terbit karena sebuah kekecewaan atas argument yang tertolak?
Padahal kalian tau
persis bagaimana baiknya jika itu teraplikasi dengan baik?
Ya. Aku pernah.
Apa kalian pernah menangis dalam sebuah perjalanan malam
sedang wajah kalian tertutup helm karena kalian sudah lelah dan semua apa yang
kau lakukan tampak tak ada hasilnya?
Ya. Aku pernah.
Apa kalian pernah menangis dalam akhir sujud panjang kalian
karena harus memilih satu diantara dua amanah yang sama-sama penting untuk
kehadiran kalian?
Ya. Aku pernah.
Dan disaat itu, kinda.
Selalu saja ada kata yang menguatkan.
Saat kau lelah, hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah selalu
menguatkan. Bahwa kadar pahalamu tergantung pada kadar kelelahanmu.
Ketika kalian kecewa dan semua tak tampak menghasilkan
apa-apa, ada kata yang selalu mengingatkan bahwa bukankah Alloh menilai proses,
bukan hasil. Dan ibu selalu mengingatkan, “Bukankah semuanya telah diatur oleh
Alloh? Ada hikmah. . Ada hikmah. .”
Dua ayat Al-Qur’an yang sampai sekarang membuatku bertahan
dalam dua lingkaran ini, At-Taubah 38-39.
Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya
Alloh akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan
kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikanNya sedikitpun. Dan Alloh
Mahakuasa atas segala sesuatu.
Belum lama kita masuk dalam lingkaran ini, dengan
latarbelakang yang jelas berbeda. Tapi dengan mantap kita mulai masuk dan
menyelami betapa semuanya indah ya!
Aku selalu menangis ketika mengingat tentang dosa beberapa
bulan lalu yang telah ku buat, mungkin kau tau. Dan aku berjanji pada diriku
sendiri tak akan mengulangi kejadian itu.
Dan malam ini, kau ungkapkan bahwa kau lelah dan merasa
hanya kau.
Moii, ingat kata Salim A. Fillah.
“Jika engkau merasa bahwa segala yang disekitarmu gelap dan
pekat, tidakkah dirimu curiga bahwa engkaulah, yang dikirim oleh Allah untuk
menjadi cahaya bagi mereka? Berhentilah mengeluhkan kegelapan itu, sebab
sinarmulah yang sedang mereka nantikan. Maka berkilaulah!”
Bersiap menjadi CAHAYA kan moii?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar