Minggu, 30 September 2012

Merindukan LANGIT malam ini


Sempat merindukan senyum yang terkembang beberapa jam yang lalu, sempat merindukan bacaan takbir yang dia pekikkan dengan semangatnya, sempat merindukan ayat-ayat suciNya yang dia lantunkan dengan syahdu. 

Selamat tinggal, Langit! Masih tertinggal kenangan pada wajah-wajah penghuni surga. Kawan, masih teringat bukan bahwa sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya (H.R. Bukhari). Dan kini, kita sama-sama mengejar target itu. Menjadi ustad-ustadzah yang melahirkan generasi Qur’ani dari lembaga kita masing-masing. Kawan, bersamamu semangat ini kembali menguap, cita ini kembali tersusun jelas. Apa kabar kau disana? Masih belajar dari materi hari ini? Atau mungkin, kau sudah punya target untuk membuat lembaga baru di daerahmu? Semoga suatu saat nanti, aku bisa berkunjung.

LANGIT, aku hanya ingin titip pesan. Untuk dirinya yang ada disana, salamkan pesan rindu kepadanya. Tetapkan keistiqomahan untuk tetap berada di jalanMu, tambahkan ilmu untuk berjuang demi agamaMu, jaga dan lindungi dia. 

Langit, hanya ini yang bisa aku sampaikan untuk kabar rinduku untukmu, semoga kau merasakannya, semoga kau mengetahuinya. Langit, sampai disini kisah ini. Jika Tuhan memberikan rahmat, aku yakin kita akan bertemu. Semoga Tuhan memberimu keberkahan. 

Ku titipkan kisah, kenangan, dan rindu ini pada Tuhanku. Karena diatas Langit, masih ada LANGIT. 

Tuhan, aku tetap menunggu janjiMu. 

(Sertifikasi Guru UMMI. Malang, 30 September 2012)

Rabu, 12 September 2012

Buat MIMPIMU kembali


Pagi ini, saya hanya ingin berbagi pada kalian tentang IMPIAN. Beberapa kisah masa lalu tentang bagaimana saya berfantasi dalam merajut beberapa keinginan yang kadang sering orang menyebutnya itu adalah hal yang aneh. Oke, saya memang suka dengan penerbangan. Menerbangkan balon seribuan yang saya beli di depan asrama putra. Warna balon yang selalu terbeli tak jauh dari pink-biru-ungu. Warna indah dari ketujuh warna yang saya sukai. Semua cerita lengkapnya ada di buku perdana kami nanti, semoga kau bisa membelinya kawan.

Saya hanya ingin mengingat tentang masa lalu agar semangat ini kembali. Salah satunya tentang menulis. Ya, beberapa hari ini semangat itu hilang dan entah sedang pergi kemana. Suatu ketika, seorang teman mengirimiku beberapa tulisan yang harus di edit. Entah apa pikiran saya saat itu, sampai mengabaikannya. Dan itu ku lakukan sampai sekarang. Kami membuat proyek sederhana yaitu menulis tentang ma’had tercinta, suatu produk 8 windu yang oktober nanti rencananya akan kami bukukan (walaupun percetakan pribadi). Bismillah, InsyaAllah.

Saya juga tidak tahu mengapa saya yang di tugasi untuk mengedit semua tulisan mereka. Padahal, jika diselidiki saya hanya bisa menulis apa-apa tentang saya. Sesuatu di sekitar saya dan itu selalu saya manfaatkan untuk menjadi objek tulisan. Cinta dua-dua misalnya.

Oh iya, berbicara tentang impian. Sebetulnya impian dan tulisan memiliki keterkaitan satu sama lain. Begini singkatnya, saya pernah membaca sebuah artikel yang kurang lebih intinya tulisan itu seperti tali, sebagai pengikat.

Suatu ketika, saya pernah mencoba mempraktekannya. Waktu itu mungkin saya masih berada di ma’had Lamongan. Dalam sebuah kertas saya tuliskan, saya ingin sekolah di Malang, Universitas Islam, yang di dalamnya saya bisa membaca Qur’an setiap hari, berada di Masjid untuk jama’ah setiap saat, menjadi seorang aktifis. Dan ajaib, semua tulisan itu nyata hingga sekarang. Tak perlu banyak bicara, kau hanya cukup mencobanya.

Pernah baca buku the secret? Disana penulis banyak memaparkan bahwa suatu yang kita pikirkan terus menerus akan memunculkan suatu hal yang nyata. Izinkan saya mengutip beberapa potong kata yang di sampaikan di sana. “Segala sesuatu yang datang ke dalam hidup Anda di tarik oleh Anda ke dalam hidup Anda. Dan segala sesuatu itu tertarik ke Anda oleh citra-citra yang Anda pelihara dalam benak. Oleh apa yang Anda pikirkan. Apapun yang berlangsung dalam benak, Anda menariknya ke diri Anda. Karena setiap pikitanmu adalah hal yang nyata-suatu daya- (Prentice Mulford”.

Nah, dengan tulisan kau bisa membuat semua citamu menjadi sesuatu yang nyata. Tak hanya sebatas tulisan dalam buku diary yang selalu kau tengok saban hari, kau bisa menuliskannya dengan membuat main map, tulisan kecil yang berbentuk bintang, menulis kertas dan di tempel pada langit-langit kamarmu, atau sebuah burung kertas yang di dalamnya terdapat pesan rahasia. Atau mungkin, kau bisa meniruku membuat sebuah penerbangan. Dengan menulis sebuah pesan pada kertas dan kau tempelkan ke ujung balon. Atau kau yang berjiwa religius bisa membuat suatu daftar amal yaumiyah, atau mingguan, atau bulanan untuk mengontrol ibadahmu. Dan kau cukup membuat beberapa kegiatan yang kau inginkan setiap waktu yang kau tentukan. Pergi ke toko foto copy, laminating, dan centang kegiatan yang telah kamu lakukan setiap kali kau telah melakukannya.  Itu hal yang menyenangkan bukan? Dan jangan lupa, kau harus berusaha untuk membuat semuanya menjadi kenyataan.

Kita tak pernah tau skenario Tuhan, karena di balik skenario-skenario yang kita tuliskan. Bisa jadi tulisan itu akan menjadi hal yang nyata, pada tanggal dan tempat yang kamu ikat. So, menulislah dan jangan pedulikan hal yang selalu melemahkan semangat. Oke, bangkit dan MENULISLAH. 

Spesial untuk Anda, ada beberapa media pengikat impian sebagai publikasi pribadi Anda. Semoga bermanfaat.