Dulu, pernah membuat satu keinginan untuk pergi
ke tempat tertinggi yang menampakkan wajah Malang secara keseluruhan.
Kemarin seusai perkuliahan di MT, kita pergi ke
bukit itu. Yang jalannya belum pernah ku lalui, tapi sempat memunculkan kenangan
lama yang telah benar-benar mati.
Hanya bisa diam dan menerima hembusan angin yang
mengibarkan ujung kerudung yang tergerai cukup panjang. Hanya bisa diam dan
menerima kemana perginya sepeda melaju kencang menuruti kehendak tuannya. Dan
sekali lagi, hanya bisa diam dan menerima bahwa tak selamanya mimpi akan
berjalan dengan sempurna.
Yap, akhirnya ku menemukanmu meski dengan cara
yang berbeda.
“B U K I T – T I D A R”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar